TEMPO.CO, Jakarta – Cita-cita Anwar adalah melanjutkan studi pada program D3 Akuntansi di Universitas Riau (Unri) harus dikubur. Kondisi ekonomi membuat Anwar harus merelakan mimpinya membahagiakan orang tuanya. Anwar tidak mampu membayar biaya sekolah satu kali (UKT) sebesar Rp 4 juta yang diterimanya.
“Karena ketidakpastian pendapatan ekonomi untuk membayar UKT, saya memutuskan mundur,” kata Anwar saat dihubungi, Minggu, 26 Mei 2024.
Anwar bukanlah nama sebenarnya. Dia bertanya Tempo menutupi nama Anda karena alasan pribadi. Calon mahasiswa baru tahun 2024 di Unri ini merupakan anak dari seorang petani yang mengembangkan perkebunan kelapa sawit.
Sebelum demonstrasi mahasiswa Unri pada Selasa 19 Mei 2024, Anwar menerima UKT kelompok 7 sebesar Rp 8,5 juta. Usai demonstrasi, UKT Anwar menjadi Rp4 juta, namun ia masih berada di kelompok teratas.
Mahalnya biaya pendidikan membuat Anwar ragu untuk melanjutkan studinya. Penghasilan ayah Anwar tidak menentu. Dalam sebulan, penghasilan tertingginya bisa mencapai Rp 3 juta. Namun jika kurang beruntung, Anda hanya bisa mengantongi Rp 1,5 juta saja.
Namun ayah Anwar lama tidak bekerja karena sakit perut. Situasi ini membuat pekerjaan ayah Anwar digantikan oleh kakak laki-lakinya. Oleh karena itu pengobatan ayah saya juga dibiayai dari penghasilan kakak saya, kata Anwar.
Periklanan
Anwar mengaku tak sanggup membayar UKT yang nominalnya sebesar Rp4 juta. Pendapatan orang tuanya digunakan untuk kebutuhan hidup dan pengobatan ayahnya. Karena itu, Anwar memutuskan mundur.
Anwar mungkin bertekad kuliah dengan meminjam uang dari orang lain. Namun, dia berpikir bahwa dia tidak akan mampu membayar utangnya. Ia juga tidak tahu sampai kapan ia akan terlilit utang.
“Kalau mau berani, pinjam saja ke orang lain, tapi bagaimana dengan masa depan? Bagaimana “Harus bayar lebih, belum lagi biaya hidup,” kata Anwar.
Unri merupakan salah satu PTN yang menaikkan UKT mahasiswa baru pada tahun 2024. Mahasiswa protes terhadap kenaikan UKT ini, namun besarannya masih dianggap memberatkan. Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM Unri mencatat, setidaknya ada 50 mahasiswa baru yang memutuskan keluar karena tidak mampu membayar UKT.
Pilihan Editor: Nadiem Makarim mengatakan terkait skema pinjaman mahasiswa, apakah langkah pemerintah efektif untuk mengatasi kenaikan UKT?
Quoted From Many Source