TEMPO.CO, Jakarta – Departemen Pertahanan Guido Crosetto pada Senin 27 Mei 2024 menilai kekerasan dan serangan Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza tidak dapat dibenarkan. Pernyataan tersebut merupakan salah satu kritik paling keras yang sejauh ini dilancarkan Italia terhadap operasi militer Israel.
“Ada situasi yang semakin sulit dimana rakyat Palestina dieksploitasi tanpa memperhatikan hak-hak laki-laki, perempuan dan anak-anak tidak bersalah yang tidak ada hubungannya dengan Hamas. Ini tidak bisa dibenarkan lagi,” kata Crosetto kepada saluran TV SkyTG24. “Kami menyaksikan situasi ini dengan putus asa.”
Serangan udara terbaru Israel di kota Rafah di Gaza selatan telah menewaskan sedikitnya 35 warga sipil dan melukai puluhan lainnya. Israel mengatakan serangan itu sebenarnya ditujukan ke fasilitas Hamas. Jaksa militer Israel menggambarkan dampak serangan itu “sangat serius” dan mengatakan militer Israel menyesali tindakan yang merugikan warga non-kombatan.
“Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengetahui laporan yang menunjukkan bahwa beberapa warga sipil di wilayah tersebut terluka akibat serangan dan kebakaran yang terjadi. “Insiden ini sedang diselidiki,” katanya, menurut Reuters.
Serangan itu terjadi di lingkungan Tel Al-Sultan di Rafah barat, tempat ribuan orang mengungsi setelah banyak yang meninggalkan bagian timur kota itu lebih dari dua minggu lalu karena serangan darat Israel. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan rumah sakit lapangannya di Rafah menerima banyak korban dan banyak pasien juga diterima di rumah sakit lain.
Crosetto mengatakan Italia pada prinsipnya setuju dengan tanggapan Israel terhadap serangan militan Hamas pada 7 Oktober 2023, tetapi dia mengatakan perbedaan harus dibuat antara kelompok itu dan rakyat Palestina. Serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan diklaim telah menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut angka resmi Israel.
Periklanan
Serangan Israel di daerah kantong Gaza telah menewaskan sedikitnya 35.984 orang dan melukai 80.643 lainnya, menurut perhitungan Kementerian Kesehatan Gaza. Pasukan Israel juga telah menghancurkan infrastruktur penting dan blokade ketat telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan kelaparan di Gaza.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dan Menteri Luar Negeri Antonio Tajani menegaskan kembali dukungan mereka terhadap gencatan senjata dan meminta Hamas untuk membebaskan sandera Israel ketika mereka bertemu dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa di Roma pada hari Sabtu.
Seperti negara-negara Barat lainnya, Italia berulang kali menyatakan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri melawan Hamas. Pekan lalu, Italia mengatakan keputusan jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel – termasuk perdana menteri Benyamin Netanyahu – “tidak dapat diterima”.
Reuters
Pilihan Editor: Seorang mantan agen CIA mengaku sebagai mata-mata Tiongkok
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik Di Sini
Quoted From Many Source